BaPer
“Cinta
pertama seorang anak gadis adalah ayahnya sendiri.”
Aku
pernah baca quote itu di suatu tempat, tapi lupa dimana. Aku suka banget sama
quote itu. Like OMG OMG OMG. Oh my God. Bener-bener cinta pertama seorang anak
gadis kayak aku gini itu adalah bapakku sendiri. Iya, aku masih anak gadis.
WKWKW
Dulu
aku pernah ngira kalo cinta pertamaku tu temen TK ku. Iya temen di taman
kanak-kanak. Namanya Bintang,dia putih, tinggi, dan…. Udah aku cuma inget itu
aja. Aku nggak tau sekarang bintang dimana, jadi apa, makan apa, inget aku apa
enggak. Lalu aku berubah pikiran kalo cinta pertamaku bukan Bintang, tapi …
sebut saja Marwan. Cowok yang aku kira cinta pertamaku, aku tangisi setiap
malem, aku kepo-in tiap detik, aku sebut namanya dalam doaku. Hah. Bah.
Masa-masa jahiliyah banget lah.
Kok
cinta pertama ganti-ganti? Nggak tau deh ya. Soalnya aku mendefiniskan cinta
pertama itu dari sebuah film Thailand yang aku liat waktu SMP, judulnya Crazy
Little Thing Called LOVE. Di film itu ada sebuah opening monolog kira-kira gini
“ Jika kamu mengingat seseorang yang
kamu tidak tau dia dimana, sedang apa, atau bahkan mengingatmu atau tidak, lalu
ada sedikit rasa sakit di relung hatimu ………….. itu lah hal-hal kecil yang di
sebut cinta”
BAHHH
!!!
Aku langsung keinget Marwan. Sedih banget nggak sih,
miris, tragis, hepatitis. Tapi gapapa, lalu aku menyimpulkan dan meneguhkan
hatiku kalo Reza lah cinta pertamaku.
Lalu di suatu hari aku nonton film First Kiss dari
Thailand juga. Bukan, bukan! Bukan berarti fokusku di ciuman pertama. HAHA
mentang-mentang habis cinta pertama terus ciuman pertama ya. Tapi fokusku di
opening monolog film First Kiss itu yang kira-kira gini
“Aku
menyukainya sejak SD. Tapi dia memiliki orang lain. Dan aku terus tetap
menyukainya sampai sekarang, aku SMP, SMA, dan bekerja. Mungkin, aku belum bisa
jatuh cinta kepada orang lain karena aku masih mengharapkannya. Tapi
kehidupanku harus tetap berjalan.”
Dan…….begitulah
kehidupanku! Aku terus percaya kalo Marwan itu cinta pertamaku, dan aku terus suka
sama dia dari aku SD, SMP, SMA. Iya, gitu. Dan aku menyebutnya dalam doaku
suatu hari nanti aku bisa jadi……..jadi ibu dari anak-anaknya. Menjijikan ya. HINA
HUEK. MUNTAH HUEKSS.
But,
it’s over now.
Setelah
mengalami berbagai proses kehidupan. Saat usiaku makin menua. Hahaha iya, di
saat usiaku menginjak 17 tahun ke 18 tahun banyak proses hidup yang aku lalui.
Mulai dari masalah pertemanan, keluarga, sampai goncangan mental diriku
sendiri. Seriously. Aku terlalu banyak hidup dari cerita orang
lain, dari film, dari novel, dari drama korea. Aku lupa bahwa aku punya kehidupanku
sendiri, ceritaku sendiri, dan skenarioku sendiri dari Tuhan. Hingga setelah proses
pendewasaan itu berlalu aku menemukan definisi sendiri tentang cinta pertama.
Ayah. Bapak.
Beliau adalah pria yang paling sering aku liat di
hidupku. Dengan beliau pula, aku menghabiskan banyak waktu dari kecil hingga
dewasa seperti sekarang ini. I just… aku akhirnya menyadari bahwa beliaulah
cinta pertamaku. Beliau pria pertamaku yang menciumku, menggendongku, bahkan
memandikanku. Beliau pula pria pertama yang mengganti pakaianku, mengusap
keringatku, menyuapiku, dan membanting tulangnya untuk memberiku sesuap nasi.
Beliau adalah yang pertama.
Apalah
pria di luar sana. Yang hanya kukagumi karena parasnya, fisiknya, kebaikannya
yang pasti dilakukan kepada perempuan lain juga. Iya, perempuan lain. Sedangkan
ayahku hanya melakukan semua hal pertama itu untukku dan adik-adikku.
Pernah
aku membaca tulisan seseorang tentang:
“Mencintai
orang baik itu berarti rela. Rela untuk berbagi, rela untuk mendukung tanpa
keluh kesah, rela untuk mendoakannya tanpa rasa cemburu. Karena mencintai orang
baik itu ibarat hujan, kita tidak bisa mengharapkannya untuk jatuh di rumah
kita saja.”
Iya,
seperti itu.
Rasanya
menyesal menggunakan waktuku yang diberikan Tuhan untuk mencintai orang yang
aku belum tentu do the same thing to me. HAH
But,
anyway… aku juga belajar beberapa hal dari Marwan ……ah no way.
Let’s
stop talk about him.
Dan
akhirnya aku punya definisi sendiri tentang arti cinta pertama. Aku setuju sama
“ Cinta pertama seorang anak gadis adalah ayahnya sendiri.”
Cinta pertama adalah BaPer, bawa perasaan. Ketika kamu
merasa perasaanmu terbawa dan meletup-letup di udara. Kamu bisa menikmati
nafasmu dengan rasa penuh di dada lalu menyebar ke seluruh tubuh sampai ujung
kakimu. Rasa senang, bukan rasa sakit.” Itulah cinta pertama untukku.
Wait,
aku pernah ngerasain hal yang sama juga kayak gitu waktu aku salaman sama Marwan
for the first time in forever. Aduh. Aku harus gimana? (!)
BAHAHAHA
TAPI AKU YAKIN ITU BISIKAN SETAN. Karena setan mengalir di tubuh kita. Berimama
dan terus mengalir tanpa henti seperti darah kalo kita nggak menghentikannya.
Oya,
kenapa aku sampe nulis nama orang yang aku sukai di blog ini? Karena aku yakin
dia juga nggak bakal baca. Kalian-kalian ini nih yang sekarang punya tantangan
buat membiarkan setan mengalir di tubuh kalian, terus menyebar-nyebarkan aibku.
Iya itu AIB !!! Atau diam, dan mengambil
hikmah dari apa yang aku ceritakan. Hiks Allah Maha Tahu.
Dan
pada akhirnya aku bakal TANYA
sama kalian?
Siapa
cinta pertama kalian?
Nggak
usah di jawab! Karena hatimu tidak akan pernah sekalipun berbohong………………….
:)
Komentar
Posting Komentar