Makalah Sosiologi - Sosiologi Sebagai Ilmu yang Mengkaji Fenomena Sosial
1. Perkembangan awal
Para pemikir Yunani Kuno
(Sokrates, Plato, Aristoteles) beranggapan perkembangan/kemunduran masyarakat,
krisis, kemakmuran terbentuk begitu saja, tidak dapat dicegah/dielakkan. Paham ini terus dianut sampai akhir abad XIV
masehi.
Para pemikir (Agustinus, Ibnu
Sina, Thomas Aquinas) menegaskan bahwa nasib masyarakat harus diterima sebagai
nasib dari Ilahi.
Pada masa itu, pertanyaan mengapa bisa begini begitu dan
pertanggungjawaban ilmiah belum terpikirkan
2.
Abad Pencerahan: Rintisan Kelahiran Sosiologi
Sosiologi
modern berakar pada karya para pemikir Abad Pencerahan yaitu pda abac XVII
Masehi. Abad itu dintandai oleh beragam penemuan di bidang ilmu pengtahuan,
pandangan berciri ilmiah & masuk akal mengenai perubahan masyarakat.
Sejumlah pemikir seperti Francis Bacon (Inggris), Rene Descartes (Prancis),
Wilhelm Leibnitz (Jerman) menekankan pentingnya metode ilmiah untuk mengamati
masyarakat.
3.
Abad Revolusi: Pemicu Lahirnya Sosiologi
Pada Abad
Pencerahan membawa perubahan revolusioner sepanjang abad XVIII Masehi.
Perubahan itu dikatakan revolusioner karena tatanan/struktur masyarakat lama
dengan cepat berganti dengan struktur yang baru. Ada beberapa revolusi sosial
yang paling jelas dan tampak serta membawa pengaruh ke seluruh dunia.
a. Revolusi
amerika
Pada masa
ini koloni Inggris di Amerika Utara membentuk negara republik yang demokratis.
Pada saat itu kebanyakan sistem pemerintahan didominasi sistem Monarki.
Gagasan ini mengubah tatanan masyarakat dan status sosial
secara besar-besaran.
b. Revolusi Industri-Revolusi
Prancis
Pada masa ini, kaum kapitalis,
rohaniwan, dan bangsawan mengendalikan ekonomi. Menarik pajak untuk kepentingan
prbadi mereka.
Keadaan ini memicu pemberontakan yang menyebabkan revolusi
di Prancis agar semua orang mendapatkan hak yang sama. Rakyat menggulingkan
pihak penguasa yang dianggap bertindak sewenang-wenang dan membentuk
pemerintahan yang lebih demokratis berdasarkan asas persamaan hak.
Revolusi di
Amerika dan Prancis berdampak pada dunia karena pada masa itu Asia-Afrika
merupakan daerah jajahan Eropa. Sehingga perubahan yang terjadi di Benua Biru
secara langsung menciptakan perubahan pula di Asia-Afrika.
Revolusi sudah jelas mengubah
tatanan masyarakat yang berjalan selama ratusan tahun. Perubahan ini tak jarang
disertai perang, pemberontakan, kekacauan, dan kemiskinan.
Hal ini mengusik para ilmuwan untuk menganalisis perubahan
secara rasional agar perubahan dalam masyarakat bisa diatasi
4.
Kelahiran Sosiologi
Sosiologi
sebagai ilmu yang mempelajari tentang masyarakat lahir di Eropa karena ilmuwan
Eropa pada abad ke-19 mulai menyadari perlunya secara khusus mempelajari
kondisi dan perubahan sosial dengan berupaya membangun suatu reori sosial
berdasarkan ciri-ciri masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia.
Pencetusnya adalah Auguste Comte yang diungkap dalam bukunya
Course de Philosophie Positive. Metode yang digunakan adalah metode sains.
Setelah itu tokoh-tokoh sosiologi pun bermunculan.
5.
Kelahiran Sosiologi Modern
Sosiologi lahir di Eropa namun
berkembang pesat di Amerika, khususnya Amerika Serikat dan Kanada karena
memasuki abad XX gelombang besar imigran berdatangan ke Amerika Utara. Berbagai
macam gejolak dan perubahan sosial yang terjadi di sana menggugah para ilmuwan
sosial berfikir keras karena menyadari pentingnya penelitian dalam sosiologi.
Sosiologi modern (bertolak belakang) cenderung mikro (empirik) Artinya
perubahan sosial dapat dipelajari dari setiap fakta sosial yang muncul.
B. Sosiologi Sebagai
Ilmu dan Metode
Ilmu
adalah kumpulan pengtahuan ilmiah yang didapat melalui langkah-langkah
sistematis, dapat diperiksa, serta dapat di pelajari oleh orang lain seraca
mendalam. Untuk tujuan tersebut ilmu menggunakan suatu prosedur yang dinamakan
metode ilmiah.
Beberapa
langkah menurut Paul B. Horton:
1) Merumuskan masalah
2) Meninjau kepustakaan
3) Merumuskan hipotesis
4) Merencanakan desain penelitian
5) Mengumpulkan data
6) Menganalisis data
7) Menarik kesimpulan
1.
Pengertian Sosiologi
a.
Dalam buku Cours de Philisophie Positive (karangan
Auguste Comte), sosiologi berasa dari bahasa Latin socious= teman/sesama. Dan
bahasa Yunani logos=cerita. Jadi Sosiologi berarti cerita tentang
masyarakat/teman.
b. Pitirim A. Sorokin :
1) Sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan dan pengaruh timbal – balik antara aneka macam gejala
sosial dengan gejala sosial
2) hubungan
dan pengaruh timbal – balik antara gejala sosial dengan gejala non – sosial
3) Ciri –
ciri umum dari semua jenis gejala sosial di masyarakat.
c. Roucek & Warren :
sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antar – manusia dalam kelompok-kelompok.
d. Willian F. Ogburn dan Mayer F.
Nimkof : sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan
hasilnya, yaitu organisasi sosial.
e. J. A. A. von Dorn dan C. J.
Lammers : sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur dan proses
kemasyarakatan yang bersifat stabil.
f. Max Weber : sosiologi adalah
ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.
g. Paul B. Horton : sosiologi
adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk dari
kehiduan kelompok tersebut.
h. Soerjono Soekanto : sosiologi
adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi kemsyarakatan yang bersifat umum
dan berusaha untuk mendapatkan pola umum kehiduan masyarakat
i. William Kornblum : sosiologi
adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial
anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok
dsn kondisi
j. Allan Johnson : sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam kaitannya
dengan sistem sosial dan bagaiman sistem tersebut mempengaruhi orang dan
bagaimana orang yang terlibat didalam mempengaruhi sistem tersebut
2. Ciri dan Hakikat Sosiologi
Ciri-ciri Sosiologi:
·
Empiris: didasarkan pada observasi terhadap
kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif
(menduga-duga)
·
Teoritis : selalu berusaha untuk menyusun
abstraksi dari hasi-hasil pengamatan. Abstraksi tersebut merupakan kesimpulan
logis yang bertujuan menyelesaikan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori
·
Kumulatif : disusun atas dasar teori-teori yang
sudah ada, atau memperbaiki , memperluas, memperkuat teori-teori yang lama.
·
Nonetis : pembahasan suatu masalah tidak
mempersoalkan baik atau buruk masalah tersebut,tetapi lebih bertujuan untuk
menjelaskan masalah tersebut secara mendalam.
Hakikat sosiologi sebagai ilmu:
• Sosiologi adalah ilmu sosial
• Sosiologi adalah ilmu pengetahuan murni
(pure science), dan dapat pula menjadi ilmu terapan
• Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang
abstrak dan tidak konkret
• Sosiologi bertujuan menghasilkan
pengertian dan pola umum manusia dan masyarakatnya
• Sosiologi adalah ilmu umum bukan ilmu
khusus
3.
Objek studi sosiologi
a.
Fakta Sosial
Menurut
Durkheim, fakta sosial adalah cara – cara bertindak, berpikir, dan merasa yang
ada di luar individu, serta memiliki daya paksa atas dirinya. Fakta sosial
berada di luar individu, mempunyai kekuatan memaksa, serta mengendalikan
individu tersebut. Inti dari fakta sosial adalah hubungan antara individu
dengan masyarakat.
b. Tindakan Sosial
Menurut Max
Weber, kajian sosiologi adalah tindakan-tindakan sosial.
Tindakan ≠ Tindakan sosial
Suatu
tindakan disebut tindakan sosial jika tindakan tersebut dilakukan dengan
mempertimbangkan perilaku orang lain/dimaksudkan kepada orang lain.
c. Imajinasi Sosial
Menurut C.
Wright Mills, dengan imajinasi sosial manusia mampu memahani sejarah
masyarakat, riwayat hidup pribadi, dan hbungan antara keduanya.
d. Realitas Sosial
Menurut
Peter L. Berger, objek kajian sosiologi adalah pengungkapan realitas sosial.
Pengungkapan realitas sosial diperlukan karena sering kali ada sesuatu tampak
dari luar diselimuti tabir. Syarat
pengungkapan harus mengikuti aturan ilmiah, dan melakukan pembuktian secara
ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, pengamatan jeli dan
menghindari pengamatan normatif. Karena realitas sosial adalah sebuah bentukan
bukan sesuatu yang begitu saja ada.
e. Hubungan antarmanusia
Joseph S.
Roucek dan Rpland R. Warren mengatakan bahwa yang menjadi objek sosiologi
adalah hubungan-hubungan antarmanusia dan kelompok.
4. Sosiologi di antara ilmu lain
Sosiologi merupakan ilmu murni dan dapat pula menjadi ilmu terapan.
Dilihar dari objeknya, sosiologi tergabung dalam kelompok ilmu sosial yang
mempelajari manusia, khususnya menyangkur perilaku manusia.
Dilihar dari segi penerapannya, ilmu digolongkan menjadi:
- Ilmu
pengetahuan murni à
bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan pengathuan secara abstrak
untuk mempertinggi mutu pengtahuan. Seperti Sosiologi, antropologi,
sejarah, ekonomi, dll.
- Ilmu
pengetahuan terapan à
bertujuan mencari cara menggunakan pengetahuan ilmiah untuk memecahkan
masalah di masyarakat.
c. Ilmu
murni sekaligus ilmu terapan, tujuan sosiologi adalah melakukan pencarian untuk
mendapatkan pengetahuan sedalam-dalamnya tentang masyarakat dan mencari cara
untuk menyelesaikan berbagai masalah di masyarakat.
5. Tokoh-Tokoh Sosiologi
a. Auguste Marie Francois Xavier Comte
Auguste
Comte merupakan seorang tokoh brilian yang disebut sebagai peletak dasar
sosiologi. Comte memperkenalkan metode positif, yaitu hukum mengenai urutan
gejala-gejala sosial. Comte memperkenalkan hukum tiga stadia (tahap) yang
berhubungan dengan perkembangan cara berpikir yang mendasari perkembangan
masyarakat yaitu:
1)
Tahap teologis
Pada tahap ini orang lebih suka dengan pertanyaan yang tidak
dapat dipecahkan, yaitu tentang hal-hal yang tidak dapat diamati. Orang mencari
keterangan tentang sebab-sebab suatu hal pada kekuatan alam dan benda angkasa
yang dianggap memiliki kekuatan yang menguasai segalanya.
2)
Tahap metafisik
Pada tahap ini jawaban atas pertanyaan yang sama dicari
jawabannya pada hal-hal yang abstrak yang diibaratkan sebagai esensi dan eksistensi.
3)
Tahap positif
Pada tahap ini manusia mulai mencari jawaban yang tidak
bersifat mutlak, dengan mempertanyakan kaitan statis serta dinamis dari gejala
yang muncul.
b.
Emile Durkheim
Durkheim merupakan salah satu
seorang peletak dasar sosiologi modern. Dalam karya besarnya yang pertama,
Durkheim membahas pembagian kerja yang berfungsi untuk meningkatkan
solidaritas. Durkheim membagi dua tipe utama solidaritas, yaitu:
1) Solidaritas mekanis adalah tipe solidaritas yang
didasarkan atas persamaan dan hati nurani.
2) Solidaritas organis adalah adalah tipe solidaritas yang
didasarkan atas keragaman fungsi demi kepentingan keseluruhan, hokum, dan akal.
Menurut Durkheim, yang harus dipelajari sosiologi adalah
fakta-fakta sosial mengenai cara bertindak, berpikir, dan merasakan apa yang
ada di luar individu dan memiliki daya paksa atas dirinya. Contoh fakta sosial:
hukum, moral, tata cara berpakaian, adat-istiadat, dll.
c.
Karl Marx
Marx berpandangan bahwa sejarah masyarakat manusia merupakan
sejarah perjuangan kelas. Menurut Marx, perkembangan pembagian kerja dalam
ekonomi kapitalisme menumbuhkan dua kelas yang berbeda, yaitu:
• Kaum borjuis (kaum kapitalis), adalah kelas yang terdiri
dari orang-orang yang menguasai alat produksi dan modal.
• Kaum protelar, adalah kelas yang terdiri dari orang-orang
yang tidak mempunyai alat produksi dan modal sehingga dieksploitasi untuk
kepentingan kaum kapitalis.
Menurut Marx, pada suatu saat kaum protelar akan menyadari
kepentingan bersama mereka sehingga bersatu dan memberontak terhadap kaum
kapitalis. Mereka akan menang sehingga masyarakat protelar akan mendirikan
masyarakat tanpa kelas.
d.
Herbert Spencer
Menurut Herbert Spencer, fakta pertama yang penting dalam
proses evolusi sosial adalah peningkatan jumlah penduduk. Spencer membagi tiga
aspek dalam proses evolusi, yaitu diferensiasi struktural, spesialisasi
fungsional, dan integrasi yang meningkat. Lalu, Spencer membagi struktur,
bagian, atau sistem yang timbul dalam evolusi masyarakat menjadi tiga, yaitu:
• Sistem penopang, berfungsi untuk mencukupi
keperluan-keperluan bagi ketahanan hidup anggota masyarakat.
• Sistem pengatur, berfungsi memelihara hubungan-hubungan
dengan msyarakat lainnya dan mengatur hubungan yang terjadi di antara anggotanya.
• Sistem pembagi (distributif), berfungsi mengangkut barang
dari suatu system ke system yang lainnya.
Tahap-tahap dalam proses evolusi sosial dengan tipe-tipe
masyarakat dibagi menjadi tiga bagian oleh Spencer, yaitu:
Tipe masyarakat primitif
Pembagian
kerja masih sedikit. Hubungan kekuasaan belum jelas terlihat. Masyarakat
primitive masih bergantung pada lingkungan dengan kerjasama terjadi spontan
yang didukung hubungan kekeluargaan.
Tipe masyarakat militan
Koordinasi
tugas-tugas yang dikhususkan dilakukan dengan paksaan. Kerjasama yang tidak
suka rela dijamin oleh pemimpin kemudian oleh Negara secara nasional.
Tipe masyarakat industry
masyarakat
industry bercirikan suatu tingkat kompleksitas yang sangat tinggi dan tidak
lagi dikendalikan oleh kekuasaan Negara. Masyarakat mengendalikan dirinya
sendiri.
6. Pendukung dalam Mempelajari Ilmu Sosiologi
a.
Metode
Menurut Paul B. Harton metode dalam sosiologi adalah
1)
Studi cross-sectional dan longitudional
Studi cross-sectional = pengamatan terhadap suatu daerah
yang luas dalam jangka waktu tertentu
Studi longitudional = studi yang berlangsung sepanjang waktu
yang menggambarkan rangkaian pengamatan sebelum dan sesudah kejadian
2) Eksperimen laboratorium dan lapangan
Eksperimen laboratorium = subjek orang dikumpulkan dalam
suatu tempat dan diberi pengalaman sesuai yang diinginkan peneliti, dari
eksperimen tersebut diambil data dan dibuat kesimpulan.
Eksperimen lapangan =dilakukan di luar laboratorium dan
peneliti memberikan pengalaman baru kepada objek secara umum lalu hasilnya
diamati.
3) Penelitian pengamatan
Hampir sama dengan eksperimen, namum tidak mempengaruhi
terjadinya suatu kejadian.
Soerjono Soekamto mengemukakan pada dasarnya terdapat 2
jenis metode dalam sosiologi yaitu:
1. Metode kualitatif, yaitu mengumpulkan data yang sukar
diukur dengan angka meskipun kejadian tersebut nyata dalam masyarakat. Yang
tergolong metode kualitatif adalah
a) Metode
historis
b) Metode
komparatif
c) Metode
studi kasus
2. Metode kuantitatif
Dalam metode ini peneliti mengumpulkan data penelitian dan
angka-angka sehingga gejala yang akan diteliti dapat diukur dengan menggunakan
skala, indeks, tabel, dan formula.
Selain itu masih ada pula metode-metode yang lain, yaitu
1)Metode deduktif à
Umum ke Khusus
Suatu
metode yang dimulai dari gejala umum untuk menarik kesimpulan yang khusus
2) Metode induktif à
Khusus ke Umum
Suatu metode yang dimulai dari gejala khusus untuk menarik
kesimpulan bersifat umum
3) Metode empiris
Metode yang mengutamakan keadaan nyata dalam masyarakat
4) Metode rasional
Suatu metode yang mengutamakan penalaran dan logika akal
sehat untuk mencapai pengertian tentang masalah kemasyarakatan
5) Metode fungsional
Metode untuk menilai kegunaan lembaga masyarakat dan
struktur sosial masyarakat
b.
Perspektif Sosiologi
Untuk mempelajari sesuatu, sebaiknya membuat asumsi tentang
sifat objek yang akan dipelajari. Asumsi ini disebut perspektif atau paradigm,
yaitu cara kita memandang atau memahami gejala tertentu menurut keyakinan kita.
Dalam sosiologi ada beberapa perspektif yaitu :
Perspektif evolusionis
Perspektif
ini didasarkan pada karya Auguste Comte dan Herbert Spencer.
Perspektif evolusionis memberikan keterangan tentang
bagaimana masyarakat manusia berkembang dan tumbuh, yang menitikberatkan pada
pola perubahan masyarakat dalam kehidupannya.
2) Perspektif Interaksionis
Memusatkan
perhatiannya terhadap interaksi antara individu dan kelompok dengan menggunakan
simbol-simbol yang mencakup tanda, isyarat, dan yang paling penting, melalui
kata-kata tulisan dan lisan.
3) Perspektif Fungsionalis
Masyarakat dipandang sebagai suatu sistem yang stabil dengan
suatu kecenderungan ke arah keseimbangan, yaitu suatu kecenderungan untuk
mempertahankan sistem kerja yang selaras dan seimbang.
4) Perspektif Konflik
Memandang adanya pertentangan antarkelas dan eksploitasi
kelas dalam masyarakat sebagai penggerak utama kekuatan-kekuatan dalam sejarah.
c.
Peran teori dalam sosiologi
Teori adalah suatu pernyataan yang merupakan hubungan antara
dua variable atau lebih yang telah diuji kebenarannya. Teori mempunyai peran
sebagai:
1)
Rangkuman hal yang telah diketahui dan diuji
2)
Memperikan petunjuk terhadap kekurangan seseorang
3)
Mempertajam fakta yang dipelajari
4)
Mengembangkan system klasifikasi fakta dan membina
struktur konsep penting untuk penelitian
5)
Mengadakan proyeksi sosial
d.
Peran sosiologi dalam fenomena sosial dan budaya
Mengklasifikasi budaya di
masyarakat
Dari
wujudnya, unsur budaya dibedakan menjadi 3 bentuk sebagai berikut:
a)
kebudayaan fisik berupa benda-benda hasil karya manusia.
b)
Sistem ilmu pengetahuan dan kesenian
c)
Sistem nilai budaya atau adat istiadat sebagai kebudayaan abstrak
Melalui penelaahan terhadap
kebudayaan, diharapkan sosiologi mampu memberikan:
1)
Pengertian mengenai keanekaragaman budaya manusia
2)
Pandangan mengenai nilai sosial budaya berbeda
3)
Hal-hal yang berlaku umum bagi kebudayaan manusia
4)
Gambaran mengenai hal-hal yang mempengaruhi sifat di
antara kebudayaan manusia
2) Menghadapi fenomena budaya di masyarakat
Keragaman budaya menyadarkan kita
bahwa sangat penting untuk memahami latar belakang sosial budaya dan masyarakat
lain.
Sosiologi berperan mewujudkan persatuan nasional, seperti
memperlancar proyek pembangunan, penyuluhan terhadap masyarakat seperti
Keluarga Berencana, serta penegakan hokum.
d.
Konsep realitas sosial
1.
Masyarakat sebagai system
Pengertian
dan ciri-ciri masyarakat
Istilah masyarakat berasal dari
bahasa Arab, yaitu syaraka = ikut serta/berpastisipasi. Dalam bahasa Inggris,
disebut society yang pengertiannya mencakup interaksi sosial, perubahan sosial,
dan rasa kebersamaan. Masyarakat disebut pula system sosial.
Beberapa pengertian masyarakat
menurut beberapa ahli:
1) Emile Durkheim
Masyarakat adalah suatu kenyataan
objektif individuindividu yang merupakan anggota-anggotanya.
2)
Karl Marx
Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita ketegangan
organisasi ataupun perkembangan karena adanya pertentangan antara
kelompok-kelompok yang terpecah-pecah secara ekonomis.
3) Max Weber
Masyarakat adalah suatu struktur
atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang dominan
pada warganya.
4) Koentjaraningrat
Masyarakat adalah kesatuan hidup
dari makhluk-makhluk manusia yang terikat oleh suatu sistem adat istiadat
tertentu.
5) M.J Herskovits
Masyarakat adalah kelompok
individu yang diorganisasikan dan mengikuti cara hidup tertentu
6) J.L Gillin dan J.P Gillin
Masyarakat adalah kelompok yang
tersebar dengan perasan persatuan yang sama
7) Selo Soermadjan
Masyarakat adalah orang-orang
yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan
8) Paul B. Horton
Masyarakat adalah sekumpulan
manusia yang secara relatif mandiri, yang hidup bersama-sama cukup lama, yang
mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama dan melakukan
sebagian besar kegiatan dalam kelompok itu. Pada bagian lain Horton
mengemukakan bahwa masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya.
9) Soerjono Soekanto
Masyarakat pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut
·
Manusia hidup bersama-sama, sekurang-kurangnya
dua orang
·
Bercampur atau bergaul dalam jangka waktu yang
lama
·
Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan
·
Merupakan suatu system hidup bersama.
` 10) Mario Levy
4 kriteria yang perlu dipenuhi agar suatu kelompok dapat
disebut masyarakat adalah:
•
Kemampuan bertahan yang melebihi masa hidup
seorang anggotanya
•
Perekrutan seluruh anggota/sebagian anggota
melalui kelahiran
•
Adanya system tindakan utama yang bersifat
swasembada
•
Kesetiaan pada suatu system tindakan utama
secara bersama-sama
Talcott Parsons nembahkan
kriteria kelimanya adalah sosialisasi terhadap generasi berikutnya.
b. Terbentuknya masyarakat
Agar terbentuk suatu masyarakat, paling sedikit harus
terpenuhi unsur
Terdapat sekumpulan orang
Berdiam atau bermukim di suatu wilayah dalam waktu yang relative
lama
Akibat dari hidup bersama dalam jangka waktu yang lama
menghasilkan kebudayaan berupa system nilai, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan
kebendaan.
c. Struktur Sosial
d. Subsistem Sosial
Menurut Talcott parsons, unsur dalam system sosial paling
sedikit terdiri atas 4 subsistem
o
Subsistem kebudayaan
o
Subsistem sosial
o
Subsistem kepribadian
o
Subsistem kelompok biologis
2. Organisasi Sosial
Organisasi sosial adalah cara-cara pelilaku masyarakat yang
terorganinsasi secara sosial atau jaringan hubungan antarwarga masyarakat yang
bersangkuran di suatu tempat dalam waktu yang relative lama.
Unsur-unsur organisasi sosial:
v
Kelompok (kumpulan orang yang memiliki kesadaran
akan keanggotaan dan saling berinteraksi)
v
Lembaga (dalam konteks ini artinya system norma
untuk mencapai suatu tujuan/kegiatan yang dianggap penting oleh masyarakat)
v
Peran/role (pelaksanaan hak dan kewajiban
seseorang sesuai kedudukannya)
3. Dinamika Sosial
Dinamika sosial adalah penelaahan
tentang perubahan yang terjadi di masyarakat pada fakta-fakta sosial yang
saling berhubungan dalam masyarakat. Dinamika sosial meliputi
v
Pengendalian sosial (pengawasan sosial)
v
Penyimpangan sosial
v
Mobilitas sosial (peristiwa sosial ketika
individu/kelompok berpindah dari suatu lapisan ke lapisan yang lain, bisa lebih
tinggi/lebih rendah)
v
Perubahan sosial
Masalah sosial
Masalah
Sosial adalah gejala atau fenomena sosial yang tidak sesuai antara apa yang
dikehendaki masyarakat. Pada masyarakat Indonesia banyak dijumpai masalah
sosial yang disebabkan oleh perubahan yang terus-menerus. Akibatnya terjadi
kerusakan atau keretakan organisasi sosial di masyarakat.
Soerjono Soekanto membedakan masalah sosial menjadi empat,
yaitu
§
Faktor ekonomis, misalnya kemiskinan
§
Faktor biologis, misalnya penyakit menular
§
Faktor psikologis, misalnya stres dan gila
§
Faktor kebudayaan serempat, misalnya konflik ras
Para sosiolog telah menyusun ukuran atau kriteria untuk
menentukan masalah sosial, yaitu:
a.
Kriteria utama
Unsur utama dari masalah sosial adalah perbedaan yang
mencolok antara nilai dan kondisi nyata kehidupan. Masalah sosial di dalam
suatu masyarakat belum tentu menjadi masalah sosial dalam masyarakat lain.
b. Sumber masalah sosial
Masalah sosial tidak hanya berasal dari kondisi atau proses
sosial, tetapi juga berasal dari bencana alam.
Contoh: kemarau panjang menyebabkan gagal panen yang
berbuntut pada kemiskinan dan kelaparan.
c. Penetapan masalah sosial
Penetapan
tentang masalah sosial biasanya dilakukan oleh sekelompok kecil yang mempunyai
kekuasaan dan wewenang. Hal ini wajar karena tidak mungkin setiap anggota
masyarakat menentukan sendiri nilai dan norma lalu dilebur semua dalam satu
pendapat.
Masalah sosial nyata dan laten
• Masalah
sosial nyata: masalah sosial yang timbul karena tindakan tidak sesuai dengan
norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Keberadaaan masalah sosial nyata
diakui masyarakat dan yakin dapat diatasi.
• Masalah
sosial laten: masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat, tetapi masyarakat
tidak mengakuinya sebagai masalah di tengah tengah mereka. Hal ini disebabkan
karena suatu ketidakberdayaan untuk mengatasinya.
Perhatian Masyarakat
Kejadian yang merupakan masalah sosial belum tentu
menjadi perhatian masyarakat. Sebaliknya, sesuatu yang menjadi pusat perhatian
masyarakat belum tentu merupakan masalah sosial.
Beberapa Masalah sosial
yang sering terjadi diantaranya kemiskinan, kejahatan, disorganisasi, keluarga,
masalah remaja, peperangan, pelanggaran terhadap norma, masalah kelainan
seksual
masalah kependudukan.
Komentar
Posting Komentar