Naskah Drama Bahasa Indonesia Untuk 6 Orang
Wallpaper Laptop :P |
Semoga bermanfaat, drama yang aku buat dan temen-temen sekelompok-ku ini sempat dinobatkan sebagai drama yang ya...drama yang bagus sekelas waktu aku kelas 8 semester 1 kemarin. Ini bukan sombong ya, tapi hanya cerita. wkwk sama aja, oke. Kuharap ini bisa membantu, dan kalau kalian ada tugas membuat drama, jangan hanya copy paste dramaku ini ya? Tapi kalau sedang mencari naskah drama karena kelian ingin tampil drama ya gapapa, semoga bisa membantu. Haha aku ngomongnya blepotan, makasih :)
Bukan Urusanmu!
Jl.Ponco Winatan. Di kawasan rumah-rumah elit tersebut terdapat sebuah
rumah Keluarga Sialova yang tak kalah elitnya. Rumah Keluarga Sialova yang begitu
besar ditinggali 6 orang. 3 orang putri yaitu Sisilia Sialova yang duduk di
bangku kelas 9 SMP, Bella Sialova yang duduk di kelas 6 SD, dan Kannia Sialova
yang duduk di kelas 4 SD. Serta 3 orang pesuruh yang dibayar setiap bulannya,
Bibi Darsem mengurusi rumah dan isinya serta menyiapkan makanan, Bang Cekop
setiap harinya mengurusi taman-taman indah di depan dan belakang rumah tingkat
2 itu dan terkadang juga mengepel teras rumah untuk membantu Bibi Darsem, dan
yang terakhir Bang Cecep yang selalu mengantar kemanapun 3 orang putri Sialova
hendak pergi. Ayah dan Ibu 3 putri tersebut tidak tinggal di Indonesia,
melainkan tinggal di New York untuk menjalankan bisnisnya. Ibu Mutia Sialova
dan Bapak Ahmad Sialova yang tidak pernah lupa mentransfer uang setiap bulannya
ini, hanya pulang disaat Hari Raya Idul Fitri dan Liburan sekolah.
Pagi itu matahari bersinar cerah walaupun sedang musim penghujan. Jalanan
kota Yogyakarta yang dipinggir-pinggirnya ditanami pepohonan guna memperindang
suasana juga belum terlalu penuh sesak dengan kendaraan bermotor seperti jika
sedang weekend. Dan gedung-gedung pencakar langit berdiri dengan
megahnya.
Seperti biasa, Sisil membantu Bibi Darsem menyiapkan makanan di dapur
untuk sarapan.
Sisil : Bi’, selai roti rasa
strawberry masih kan? (Tanya Sisil sambil mengaduk segelas susu coklat manis
untuk Kannia)
Bibi Darsem : Iya Non, ini sedang bibi siapkan.
Sisil : Oke deh! Aku mbangunin
Kannia sama Bella dulu ya, huh mereka ini jam setengah enam kok ya belum
bangun. (lalu pergi menuju kamar)
Bibi Darsem : Sip Non.
Sisil sampai di kamar Bela dan
Kannia, ya mereka tidur di satu kamar yang luas.
Sisil : “Tok tok tok” (Sisil
mengetuk pintu kamar kedua adiknya) Banguuunnnnnn! Adik-adikku sayang ini
udah jam setengah enam. Bangun dong, nanti kalian terlambat masuk
sekolah lho!
(Kannia dan
Bella keluar dari kamarnya dengan mengucek mata dan merentangkan tangannya
tinggi-tinggi)
Kannia : Iya kakak, terimakasih sudah
dibangunkan. Huaaa…tadi malan aku mengerjakan PR sampai jam 10 malam.
Sisil : Iya sayang, sama-sama.
Bella : Iiihhhh… Kak Sisil tu gangguin aja deh! Lagi tidur enak-enak tauk.
Sisil :Ya ampun Bella, kamu lihat
dong ini udah jam berapa!? Kalau kamu terlambat gimana?
Bella : Huh, bukan urusanmu! Misi-misi
aku mau sarapan.
Kannia : Kamu nggak mandi dulu kak?
Bella : Idih, bukan urusanmu Kannia! (Bella
pergi menuru ruang makan)
(Sisil dan Kannia
hanya menggeleng-geleng kepala)
Di ruang makan.
Bibi : Selamat pagi Non Bella.
Bella : Pagi! (dijawab dengan nada
dingin) Bi, mana rotinya?
Bibi : Ini non, selainya juga ada
seperti biasa. (mendekatkan roti tawar dan selai kepada Bella)
Bella : Okay deh. Emmm… selai coklat…,
kacang…, nanas…, strawberry…, blueberry…, anggur…, plus susu! (Bella
mencampurkan semua selai-selai tersebut diatas rotinya)
Bibi : Wah wah wah, kok Non Bella mencampur
semua selainya? Menurut Bibi, nanti rasanya jadi tidak enak lho.
Bella : Oo…Peduli amat. (Bella lalu
memakan roti yang penuh dengan campuran selai tersebut) Hueekkkkk nggak
enak! Cuiihhh, aku jadi nggak nafsu makan.
Bibi : Benar kan. Lebih baik, Non ambil
roti yang baru saja. Nanti kalau tidak sarapan disekolahan lemas lho.
Bella : Bukan urusanmu, dasar Bibi
Darsem Geliga! (lalu pergi dari ruang makan)
(Bibi Darsem
hanya menundukkan kepala)
Hujan deras. Sore itu, Bang Cecep menjemput Bella di sekolahnya. Kannia
sudah dijemput siang harinya, dan Sisil pergi ke sekolah bersama temannya.
Di depan pintu ruang kelas 6A, Bang cecep menunggui Bella dengan membawa
payung.
(Bella keluar dari kelas)
Bang Cecep : Selamat sore Nona Bella yang cantik, ayo
pulang!
Bella : Hemm, oke. Tapi antarkan aku
mampir ke Toko Asesoris Robbani dulu. Mau beli bross.
Bang Cecep : Tapi non, sepertinya Toko Asesoris
Robbani sudah tutup, ini kan sudah sore, hujan deras pula.
Bella : Masa? (kata Bella dengan
nada meragukan Bang Cecep) Bukan urusanmu! Mau tokonya tutup kek, tokonya
buka kek, pokoknya antarkan aku saja! Dasar Cecep Bango! Besok aku
laporin mama lho.
Bang Cecep : Oh iya non, maafkan Abang. (Bang Cecep
menurut)
Benar saja, Toko Asesoris Robbani sudah tutup, Bella pun pulang tanpa
membawa bross baru seperti yang diharapkannya.
Di teras Rumah Sialova
yang megah dan hujan deras pun mereda menjadi gerimis.
Bella : Uuuhhhhhhhhhhh… Sial, kenapa sih
harus tutup segala. (gumal Bella sambil menghentak-hentakkan kakinya di
teras)
Bang Cekop : Selamat sore Non Bella yang baik, emm
ma…ma…maaf non, nona mengotori lantai yang sedang saya pel. (kata Bang Cecep
menghentikan kegiatan mengepelnya)
Bella : Oh ya? (Tanya Bella dengan
nada tinggi)
Bang Cekop : I..i…iya non, sebaiknya Nona lewat sebelah
sini saja, yang sudah kering dari air pel. (Bang Cekop menunjukkan lantai
yang sudah kering)
Bella : Idihh bukan urusanmu! Mau
lantai kotor kek, bersih kek. Ini kan rumahku, minggir-minggir! (Bella
masuk ke dalam rumah)
Bella terus menerus bersikap seperti itu kepada seisi rumah. Hingga malam
itu di dapur…
Bibi : Istigfar istigfar,
astagfirrlahhal’adimm.. kenapa ya non
Bella sekarang jadi berubah seperti itu?
Sedikit-sedikit kalau dinasehari pasti menjawab “bukan urusanmu”.
Bang Cecep : Iya, haahh…lama-lama aku jadi pusing.
Apalagi kalau sedang di jalan, panas telingaku denger kata-kata itu. (Bang
Cecep memegang telinganya)
Bang Cekop : Ya yang sabar lah. Non Bella kan sedang
masa-masa remaja. Masih labil.
Bibi : Iya, betul kamu kop.
Sisil dan Kannia datang ke dapur,
karena ingin mengambil makanan di kulkas.
Sisil : Melem Bibi Darsem,
Bang Cekop, Bang Cecep!
Kannia : Sedang apa kalian? Hayoo,
menggosip ya? Tidak baik lho.
Bang Cekop : Emm kami hanya sedang memikirkan perubahan
yang terjadi pada Non Bella akhir-akhir ini.
Kannia : Kak Bella? Iya, Kak Bella
akhir-akhir ini memang berubah. Aku jadi sering dibentak-bentak sama Kak Bella.
Sebel deh!
Sisil : Hu.um, aku juga sebel
sama dia. Kita kerjain dia aja yuk!? Biar Bella sadar!
Bang Cecep : Ha? Maksudnya Non? Abang belum mengerti.
Bang Cekop : Iya, saya juga Non.
Sisil : Jadi gini, Bella kan suka ngomong
nyolot akhir-akhir ini. Perkataan “bukan urusanmu” selalu keluar dari
mulutnya.
(Kannia
memotong pembicaraan Kakaknya)
Kannia : Aku tahu, aku tahu. Lalu kita
juga harus melalukan hal itu pada Kakak Bella, biar Kak Bella kapok. Mulai besok,
setiap Kak Bella meminta pertimbangan atau meminta tolong kita, yang harus kita
lakukan adalah menjawabnya dengan kalimat “bukan urusanku”. Setuju?
“Setuju!” kata
Bang Cecep, Bang Cekop, Bibi Darsem, dan Sisil hampir bersamaan.
Komentar
Posting Komentar