Sejarah Nabi Muhammad-Kelahiran Nabi Muhammad Saw

Bermula 14 abad yang lalu di sebuah kota kecil, sebuah kota yang panas dan tandus yang dipenuhi dengan penyembahan terhadap kayu-kayu dan batu-batu yang tak dapat berbuat apa-apa dan juga disana terdapat sebuah kota hitam yang dikelilingi oleh berhala-berhala yang sekarang telah berubah wujud tapi memiliki wujud berhala yang sama. Sungguh tak terpikirkan betapa bodoh manusia zaman itu, ialah zaman yang disebut sebagai zaman jahiliyah atau zaman kebodohan. Perbuatan buruk dan haram, perampokan, pembunuhan bayi perempuan hidup-hidup, minum minuman keras, dan perbuatan yang memusnahkan segala kebajikan dan moral menempatkan masyarakat zaman jahiliyah dalam situasi kemerosotan yang luar biasa. Mereka terpecah-pecah menjadi kabilah-kabilah (bani/kaum).

1.    Kelahiran Nabi Muhammad Saw
Beliau lahir pada tanggal 12 Robiul Awwal Tahun Gajah, disebut Tahun Gajah karena Raja abraha datang ke Mekkah dengan kendaraan gajah hendak menghancurkan Ka’bah, tetapi Raja Abraha dihancurkan Allah SWT dengan mengirimkan burung-burung yang membawa baru kerikil dari neraka. Menurut penanggalan Masehi Muhammad lahir pada tanggal 20 April 571 M.

2.    Muhammad Disusukan
Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthalib dan ibunya bernama Aminah. Ayahnya meninggal saat beliau berada dalam kandungan.
Sesudah beliau lahir, kebiasaan orang-orang arab maka ia disusukan kepada wanita desa. Wanita beruntung itu bernama Halimah Sa-Sa’diah. Tujuannya adalah agar ia dapat menghirup udara segar dan dapat berbicara bahasa arab dengan fasih, karena bahsa pedesaan pada saat itu masih murni.
   




3.    Kematian Ibunya
    Ketika Muhammad  berusia berusia 6 tahun, beliau diajak ibunya untuk berziarah ke makam ayahnya di Madinah. Selama sebulan Aminah dan anaknya tinggal di Madinah.
    Ketika hendak pulang ke Mekkah, di tengah-tengah perjalanan antara Mekkah dan Madinah yaitu Desa Abwa, Aminah jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia. Dengan demikian beliau menjadi anak yatim piatu sejak berusia 6 tahun.

4.    Sang Kakek Pun Meninggal
    Setelah ibundanya meninggal dunia, Muhammad dibawa pulang oleh Ummu Aiman kepada kakeknya. Kemudian beliau diasuh oleh kakeknya yaitu Abdul Muthalib, seorang pemuka Quraisy yang sangat disegani masyarakat Mekkah. Namun hanya berlangsung dua tahun sesudah itu sang kakek tercinta juga meninggal dunia.

5.    Di Bawah Asuhan Abu Thalib
    Setelah kakeknya meninggal dunia, Muhammad diasuh oleh pamannya yaitu abu tholib. Kasih saying Abu Thalib tak kurang, bahkan lebih besar dari pada rasa kasih sayangnya kepada anak-anaknya sendiri. Hal itu terjadi karena Muhammad mempunyai sifat yang baik. Abu Thalib bukan orang yang mampu, maka Muhammad menggembala kambing orang-orang Mekkah untuk menambah penghasilan sang paman.

6.    Pergi Ke Syam Bersama Pamannya
    Pada usia 12 tahun, Muhammad diajak sang paman membawa berdagang ke SYAM. Saat sampai di Desa Busra beliau dengan pendeta Nasrani bernama Buhaira. Pendeta tersebut menasihati Abu Thalib agar segera membawa kembali keponakannya itu kembali ke Mekkah, sebab ia khawatir orang-orang yahudi akan membunuh Muhammad. Karena jelas terlihat Muhammad memiliki tanda-tanda kenabian.



7.     Bekerja Pada Khatijah
    Pulang dari Syam, Muhammad kembali mengembalakan kambing. Ketika Muhammad berusia 15 tahun sempat menyaksikan Perang Fijar, yaitu perang  antara Qurais yang mempertahankan kesucian kota mekkah dari ancaman Suk Qais.
Sesudah Muhammad dewasa, beliau bekerja pada seorang janda bernama Khatijah. Muhammad membawa barang dagangan Khatijah ke Negri Syam. Beliau diiringi pembantu Khatijah yang bernama Maisarah.
    Pulang dari Negri Syam beliau membawa keuntungan yang cukup besar. Karena kejujurannya Khatijah tertarik dan ingin menikahi Muhammad.

8.    Pernikahannya Dengan Khatijah
Beberapa hari setelah pulang dari Syam, Abu Thalib memdapatkan lamaran dari Khatijah bahwa Khatijah ingin menikah dengan Muhammad. Abu Thalib tidak keberatan, maka berlangsunglah pernikahan itu. Saat itu Muhammad berusia 25 tahun dan Khatijah berusia 40 tahun. Dari pernikahannya dengan Khatijah beliau dikarunia dua putra, Qasim, dan Abdulah, yang dipanggil At-Thayyib, dan At-Thahir. Tiga orang putrinya masing-masing Ruqayyah, Zainab, Ummu Kaltsum, dan Fatimah. Kedua anak laki-lakinya meninggal sebelum Muhammad diutus menjadi Rosul.

9.    Mendamaikan Pemuka-Pemuka Quraisy
Suatu hari ketika banjir melanda Kota Mekkah, Ka’bah yang mereka hormati rusak. Pemuka Suku Quraisy sepakat untuk memperbaikinya.
Sewaktu hendak diletakkan batu mulia Hajar Aswad terjadilah perselisihan. Masing-masing kepala suku hendak berebut dan merasa yang paling berhak untuk meletakkan batu itu.
Perselisihan meruncing. Akibatnya hampir saja terjadi pertumpahan darah. Pada saat demikian Muhammad tampil di antara perselisihan dang mengajukan usul menarik. Beliau meminta sehelai kain untuk dihamparkan. Hajar Aswad lalu diletakkan di tengah-tengahnya. Kemudian masing-masing kepala suku diminta mengangkat tepi kain itu. Ketika meletakkan batu ke tempatnya Muhammad sendiri yang memegang dan menenpatkannya.
Demikian puaslah masing-masing kepala suku. Nama Muhammad mulai terkenal masyarakat Mekkah sejak saat peristiwa itu.

10.    Di Beri Gelar Al-Amin
Sejak kecil, kanak-kanak hingga dewasa beliau dikenal sebagai orang yang jujur, tidak perhan berkata kotor, tidak pernah berbuat maksiat, tidak pernah menyembah berhala, dan tidak memakan daging yang disembelih untuk korban berhala. Karena kejujurannya dalam kata maupun perbuatan itulah Muhammad mendapat gelar Al-Amin yang artinya orang yang dapat dipercaya.

11.    Wahyu Yang Pertama
Pada usia 40 tahun,  sering bertahanus di Gua Hira’, yaitu mendekatkan diri kepada Allah. Tepat pada tanggal 17 Ramadhan datanglah Malaikat Jibril membawa wahyu yang pertama.
Mula-mula ketakutan, tubuhnya gemetar melihat kedatangan Jibril. Kemudian Jibril merangkulnya, ia makin ketakutan dan tubuhnya menggigil. Sesudah dilepas Jibril berkata : “Bacalah !”
    “Aku tidak bisa membaca !” jawab Muhammad
Jawaban itu diulangnya hingga tiga kali. Akhirnya beliau berkata kepada jibril lalu berkata : “Apa yang kubaca?”
Sesudah itu beliau pulang ke rumah dengan tubuh gemetar. Muhammad disambut Khatijah dengan setia dan memperhatikannya. Beliau diselimuti oleh Khatijah dan dihibur dengan kata-kata yang menentramkan jiwa. Lalu Khatijah pergi untuk berkonsultasi dengan anak pamannya yang bernama Waraqah bin Naufal. Waraqah memberitahukan bahwa yang datang kepada Muhammad itu adalah Malaikat Jibril yang pernah datang kepada Musa. Jadi, Muhammad akan diangkat oleh Allah SWT menjadi seorang Rosul.

12.    Wahyu Kedua
Sesudah mendapat wahyu pertama yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5 selama 2,5 tahun berikutnya Rosullulah tidak mendapat wahyu lagi, beliau khawatir akan terputus, maka Rosullulah bertahanus lagi ke Gua Hira’. Ketika ia menegadah ke langit lalu tampaklah Malaikat Jibril atas izin Allah SWT. Beliau ketakutan kembali lalu segera pulang ke rumah dan minta diselimuti kembali oleh Khatijah. Dalam keadaan berselimut datanglah Malaikat Jibril menyampaikan wahyu kedua yang artinya :
“Hai orang yang berselimut ! bangunlah dan berilah peringatan ! besarkan nama Tuhamnu, bersihkanlah pakaianmu, jauilah perbuatan maksiat, janganlah kamu memberi karena hendak memperoleh yang lebih banyak. Dan hendaklah kamu bersabar untuk memenuhi perintah Tuhanmu !” (Al-Muddatstir:1-7)
Dengan demikian jelaslah sudah, bahwa Muhammad diperintahkan menyampaikan risalah-Nya. Yaitu mengajak manusia untuk menyembah Allah Yang Maha Esa.

13.    Dakwah Secara Sembunyi- Sembunyi
Yang pertama kali diajak memeluk Agama Islam adalah keluarganya sendiri dan orang-orang yang dekat dengannya. Pertama kali adalah istrinya, Khatijah. Kedua Ali bin Abi Tholib, lalu Zaid bin Haritsah. Setelah itu beliau mengajak teman akrabnya yaitu Abu Bakar Ash Shiddiq. Orang yang peretama kail masuk islam disebut “As Saabiqunal Awwaluun”
Abu bakar termasuk orang yang berpengaruh di mekkah, dengan berimannya Abu Bakar maka semakin ada orang-orang yang kemudian mengikuti ajaran Rosullulah. Antara lain Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Sa’Ad bin Abi Waqqash, Adburrah Affan, dan masih banyak lagi.




14.    Menyiarkan Agama Secara Terang-Terangan
Tiga tahun menyiarkan agama islam secara sembunyi-sembunyi. Kini datanglah perintah untuk berdakwah secara terang-terangan. Namun sebagaimana nabi-nabi terdahulu, ajakannya detolak oleh sebagian besar kaumnya. Mula-mula hanya sedikit yang mau mengikuti ajaran Rosullulah.
Nabi Muhammad tetap bersabar dan terus mendakwah dengan bijaksana. Orang-orang kafir makin jengkel. Mereka mendatangi Abu Tholib dan meminta supaya Rosullulah berhenti mengajak manusia kembali ke jalan yang benar.
Tetapi Rosullulah menjawab : “Demi Allah wahai paman, sekiranya mereka meletakkan matahari disebelah kananku, dan rembulan di tangan kiriku dengan maksud agar aku tinggalkan pekerjaan ini (mengajak manusia di jalan allah) sehingga agama yang tersiar di muka bumi atau ak akan binasa karenanya, namun aku tidak akan menghentikan pekerjaan ini”
    Mendengar tekat keponakannya yang membaja itu, Abu Tholib berkata : “ Pergilah dan katakana apa yang kau kehendaki, demi allah aku tidak akan meyerahkan kamu karena suatu alasanpun selama-lamanya”

15.    Penganiayaan Terhadap Rosullulah Dan Pengikutnya
Melihat Rosullulah masih saja terus meneruskan dakwahnya dan terus menghina sesembahan mereka berupa patung bodoh yang tidak bisa bergerak dan berbicara maka prang-orang kafir mulai merasa gatal. Terlebih setelah mereka amati, makin banyak saja para pengikut Rosullulah yang memeluk agama islam. Maka mereka mulai menganiaya nabi Muhammad.
Pernah suatu saat ketika Rosullulah sedang sholat di Masjidil Haram, tiba-tiba Abu Jahal mengangkat batu besar dan hendak ditimpakan Rosullulah. Tetapi niatnya tidak kesampaian karena beliau dilindungi allah yang mengutus Malaikat Jibril. Tubuh Abu Jahal gemetar, ketakutan dan pucat pasi. Rosullulah juga pernah dilempari kotoran onta, atau ketika beliau pulang ke rumah mukanya ditaburi debu dan pasir. Yang keterlaluan adalah perbuatan Uqbah Abi Muith, ketika Rosullulah sedang sholat di masjidil haram orang kafir itu menjerat leher Rosullulah dengan selendangnya sehinng beliau tidak berdaya untuk melepaskannya. Unutunglah saat itu muncul Abu Bakar yang langsung menolong Rosullulah.
Salah satu contoh pengikut Rosullulah yang mendapat siksaan dari orang kafir adalah Bilal bin Rabah, yaitu seorang budak milik Ummayyah Bin Khalf. Bilal ditelentangkan di atas terik matahari padang pasir, di atas tubuhnya ditindinkan batu besar. Ia dipaksa supaya meninggalkan islam namun ia tetap teguh dengan imannya. Bilal akhirnya dilepaskan oleh Abu Bakar, ia menebusnya dari Ummayyah Bin Khalf.
Sahabat lain yang disiksa di luar batas kemanusiaan adalah Amar Bin Yasir beserta kedua orang tuanya. Mereka disiksa pada waktu Dhuhur yaitu saat terik-teriknya matahari memanggang padang pasir. Ketika Rosullulah lewat, beliau menghibur mereka : “Bersabarlah hai keluarga yasir, yang dijanjikan allah untuk kalian adalah surga”. Sahabat Habab bin Arats juga disiksa lebih kejam lagi. Ia ditusuk-tusuk dengan besi panas pada punggungnya dan tetap memilih islam sebagai agamanya.

16.    Tahun Duka Cita
Hampir sepuluh tahun Islam tumbuh di Mekkah. Baru saja kaum muslim terlepas dari pemboikotan. Kini datang lagi cobaan berat dengan meninggalnya Khatijah dan Abu Tholib. Padahal kedua orang itu termasuk tulang punggung pembela islam.
Khatijah adalah istri setia yang selalu mendampingi Rosullulah dalam menyebarkan Agama Islam. Ia salah satu bangsawan Quraisy yang disegani oleh kaumnya.
Demikian juga Abu Thalib, wibawanya di kalangan Quraisy sangant besar. Kini setelah kedua orang tersebut meninggal dunia pihal orang kafir seperti mendapat angina segar. Mereka tak segan-segan lagi unutk mengadakan gangguan dan siksaaan rehadap Rosullulah dan para penggikutnya. Maka tahun tersebut disebut tahun duka cita.


17.    Isra’ Dan Mi’raj
Isra’ dan Mij’raj adlah perjalanan Rosullulah dari Masjidil Haral ke Masjidil Aqsha kemudian dilanjutkan ke sidratul muntaha menembus langit ke tujuh. Dalam perjalanannya itu, Rosullulah melihat berbagai peristiwa yang dapat dijadikan I’tibar atau cermin teladan bagi umatnya. Perjalanan itu adalah untuk memenuhi panggilan Allah unutk menerima kewajiban melaksanakan salat 5 waktu. Peristiwa ini hanya terjadi pada waktu satu malam yaitu malam 27 Rajab tahun 11 sesudah seliau diangkat menjadi rosul.
Hikmah yang trekandung dalam Isra’ Dan Mi’raj adalah untuk menambah kekuatan iman dan keyakinan belia sebagai utusan Allah, yang diutus ke tengah-tengah umat manusia sebagai utusan allah untuk membawa risalah-Nya. Dengan demikian akan bertambahlah kekuatan batin sewaktu menerima cobaan dan musibah dari kaum kafir.
Bagi umat islam sendiri merupakan ujian keimanan. Kita bisa bertambah yakin akan kebenaran Rosullulah atau bertambah kafir dan tidak mempercayai rosul lagi.

18.    Hijrah Ke Madinah
Mekkah sudah tidak aman lagi bagi Rosullulah dan pengikutnya. Sementara itu orang-orang Yastrib/sekarang Madinah semakin banyak yang masuk Islam dan merindukan kehadiran Rosullulah. Maka Rosullulah memerintahkan para pengilutnyna untuk hijrah ke Yastrib/sekarang Madinah. Berangkatlah para pengikutnya secara diam-diam ke Yastrib, mereka ikhlas meninggalkan harta benda dan rumah mereka demi memenuhi perintah Rosullulah.
Kabar tentang hijrah itu tercium juga oleh Kaum Kafir Qurais. Mereka sepakat akan membunuh Rosullulah. Namun rencana mereka gagal karena perlindungan Allah. Setelah melalui berbagai rintangan sampailah Rosullulah dan pengikutnya di Desa Quba yaitu sebuah tempat haraknya 10km dari Yastrib.
Di Quba Rosullulah mendirikan masjid, maka hingga sekarang masjid tersebut dinamakan masjid quba. Inilah masjid yang pertama kali dibangun umat islam.
Beliau dan pengikutnya nelanjjutkan perjalanan ke Yastrib. Sampai di sana belaiau disambut hangat oleh orang Yastrib yang telah lama merindukan kedatangannya.

19.    Kemenangan Ummat Islam
Dari Yastrib inilah Rosullulah dapat kekuatan menyusun dan membina masyarakat Islam dengan sempurna. Yastrib kemudian diubah namanya menjadi Madinatun Nabawi kemudian disebut Madinah.
Di Madinah beliau membentuk angkatan perang dan membina strategi perang. Sejarah kemudian mencatat bahwa Rosullulah bukan hanya sekedar Rosul beliau juga Kepala Negara, ahli tata masyarakat, panglima perang yang tangguh, dan juga ayah yang pantas diteladani oleh anak-anaknya.
Sesudah melaksanakan ‘haji wada’, pada tangggal 12 Maulud hari Senin Hijriyah beliau wafat meninggalkan umatnya. Dalam penanggalan Masehi bertepatan dengan 8 Juni 623 dalam usia 63 tahun.
Beliau dimakamkan di Madinah. Sampai sekarang makamnya selalu ramai diziarahi umat Islam dari seluruh dunia ketika melaksanakan ibadah haji.
Beliau tak meninggalkan warisan harta benda. Beliau hanya meninggalkan 2 perkara yaitu Kitab Suci Al-Quran Dan Assunah, siapapub yang bertentangan teguh dengan Al-Quran dan Al-Hadist maka tidak akan tersesat selama-lamanya.

 Kesimpulan Misi Rosullulah adalah sebagai berikut :
1. Tidak menginginkan harta kekayaan
2. Tidak menginginkan kehormatan dan jabatan
3. Tidak menginginkan kekuasaan
4. Tiak dipengaruhi setan iblis

Semoga kita dapat mengambil hikmah dan manfaatnya. Amiend …

Sumber : PC-ku, hehe
Itu tugas Agama Islma waktu aku kelas 7 dulu, ya biasa lah dear reader *opolho*, daripada dianggurin di PC lebih baik di posting dib log, bermanfaat yah 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Drama Bahasa Inggris untuk 4 Orang dan Terjemahannya

Pidato Pelepasan Jabatan Ketua Osis -I'm done