Hasri Ainun Habibie




Alhamdullilahhirobbil’alamin, aku bisa posting entri untuk kesekian kalianya. *giv eplous* Nggak penting ye? Iye deh. Blog blog siapa? Posting posting siapa? Masalah buat loe? Hehe. *nggak nyambung*
Kali ini aku mau cerita tentang seseorang. *bukan sesuatu lagi* Beliau ini adalah salah satu orang yang punya peran penting di Indonesia semasa hidupnya. Dan beliau adalah… *ibukku... bapakku… simbahku… pacarku…* Haladalah? Ya itu orang yang penting buat kalian, tapi yang mau ceritakan sekarang adalah Hasri Ainun Habibie. Tau nggak siapa beliau? Iya…kalo nggak tahu ini ni sedikit cerita mengenai Hasri Ainun Habibie yang aku ambil dari Majalah GEMIRA edisi 5/2011 TH.XLI. He’em Majalah yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Propinsi DIY itu hloo. Cekidot…

Hasri Ainun Habibie
Hasri Ainun Habibie adalah istri Presiden RI yang ketiga, B.J. Habibie. Hasri Ainun Habibie atau yang lebih popular dengan Ainun Habibie, memiliki nama asli Hasri Ainun Besari. Hasri Ainun adalah nama dari Bahasa Arab yang berarti seorang anak yang memiliki mata yang indah. Ainun merupakan anak keempat dari delapan bersaudara. Orang tua beliau bernama H. Mohammad Bersari. Ia dilahirkan di Semarang, Jawa tengah pada tanggal 11 Agustus 1973.
Keluarga Ainun adalah keluarga yang mecintai pendidikan. Ainun menyelesaikan pendidikan dasarnya hingga SLTA di Bandung. Bahkan saat SLTA, beliau satu sekolah dengan B.J. Habibie yang kemudian menjadi suaminya. Hanya saja B.J. Habibie menjadi kakak kelasnya. Setelah menamatkan pendidikan SLTA, ia merantau ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan. Ainun mengambil Fakultas Kedokteran di Universitas Indonesia, Jakarta. Ia lulus sebagai dokter pada tahun 1961.
Berbekal ijazah kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tersebut, Ainun Habibie diterima bekerja di Rumah Sakit Cipto Mangunkusuma, Jakarta. Namun beliau hanya setahun bekerja di rumah sakit tersebut. Setelah menikah dengan Habibie tanggal 12 Mei 1962, beliau harus meninggalkan pekerjaan sebagai dokter anak, lalu beliau mengikuti suaminya pergi ke Jerman untuk menyelesaikan pendidikannya.
Dari pernikahannya dengan B.J. Habibie, beliau dikarunia dua orang putra yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal serta enam orang cucu. Setelah menikah Ainun ikut denga Habibie yang harus menyelesaikan pendidikan doktoralnya di Jerman. Kehidupan awal di sana beliau lalui dengan perjuangan yang luar biasa. Setidaknya ia harus bersabar dengan pendapatan yang teramat kecil dari beasiswa Habibie. Namun dengan tekun dan sabar ia tetap menyertai Habibie. Bahkan untuk menghemat ia menjahit sendiri keperluan bayi yang dikandungnya. Dan disanalah ia mengandung dua putranya, melahirkan dan membesarkannya.
Ainun adalah seorang ibu yang sangat bertanggung jawab dalam membesarkan anak-anaknya. Sejak kecil ia membiasakan anak untuk mengembangkan kepribadian mereka sendiri. Ia membebaskan anak-anak untuk berani bertanya tentang hal yang tak diketahuinya. Dan Ainun akan memberi jawaban jika ia mampu atau bahkan akan meminta Habibie jika tidak mampu. Hal ini tentu saja karena ia sadar kalau anak-anak sejak kecil harus dibangun keinginan dan kreativitasnya.
Pada Mei 23 Mei 1998 Ainun menjadi Ibu Negara setelah B.J Habibie dilantik sebagai Presiden NKRI yang ketiga menggantikan Presiden Soeharto. Selama menjadi Ibu Negara, Ainun menunjukkan dedikasi dan pengabdiannya kepada suami dan Negara sekaligus. Banyak orang yang merasa terkagum-kagum bahkan heran bahkan heran bagaimana Ainun dalam usianya yang tidak lagi muda memiliki energi dan stamina yang seolah tidak pernah habis dalam mengikuti ritme bekerja Habibie.
Aninun memiliki kepedulian yang besar dalam kegiatan social. Beliau mendirikan dan terlibat dalam beberapa yayasan, diantaranya Bank Mata untuk penyantun mata tunanetra. Beliau bahkan masih menjadi sebagai ketua Perkumpulan Penyantun Mata Tunanetra Indonesia (PPMTI) pada saat Habibie tidak lagi menjadi pejabat. Dalam usaha memperkenalkan dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat Indonesia, Ainun pernah menjabat sebagai wakil ketua Dewan Pendiri Yayasan SDM Iptek. Selain itu ia mendirikan Yayasan Beasiswa Obrbit (yayasan amal abadi orang tua bimbingan terpadu) dengan cabang seluruh Indonesia. Ainun juga memprakarsai penerbitan majalah teknologi anak-anak Orbit. Khusus untuk Aceh, semasa Aceh dalam gejolak pada tahun 2000-an, Ainun mengadakan beasiswa Orbit khusus untuk siswa Aceh.
Beliau juga mencatat segudang presatasi selama hidupnya. Atas sumbangsih tersebut, Ainun mendapatkan beberapa penghargaan tertinggi bintang mahaputra. Perhargaan tersebut diberikan oleh pemerintah sebagai penghargaan kepada warga yang dianggap memiliki peran besar terhadap Negara. Antara lain ia mendapat penghargaan Bintang Mahaputra Adipurna, juga Mahaputra Umata pada 12 Agustus 1982 serta Bintang Mahaputra Adipradana pada 6 Agustus 1998.
Namun, pada tanggal 22 Mei 2010 pukul 17.35 waktu Müchen, Jerman. Ainun meninggal dunia setelah melewati masa kritis sekitar 1 hari yang hidupnya ditopang oleh alat. Jenazah Hasri Ainun Habibie diberangkatkan pada tanggal 24 Mei 2012 dari Jerman dan tiba di Jakarta pada tanggal 25 Mei 2012 kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata hari itu juga. Beliau dimakamkan di TMP Kalibata berkat jasa-jasanya terhadap bangsa ini.
Sebuah dedikasi yang tidak kalah pentingnya dalam hubungannya dengan tunanetra adalah harapan Ainun agar pemerintah memeberikan keleluasaan dan aturan yang menganjurkan untuk dilaksanakannya donor mata. Beliau mengharapkan adanya fatwa yang bukan hanya membolehkan donor mata, tetapi menganjurkan dilakukannya donor mata. Karena menurut beliau ketentuan untuk donor mata di Indonesia penuh dengan syarat tertentu. Beliau ingin donor mata bukan dibolehkan dengan syarat-syarat tetapi dianjurkan dengan prosedur tertentu. Ini jelas menujukkan bagaimana ia berdedikasi pada persoalan yang dihadapi orang cacat dan berharap kita semua bisa membantunya.

Profil  Hasri Ainun Habibie Ainun Habibie. Kisah hidup Hasri Ainun Habibie
Ainun Habibie. Perjuangan Hasri Ainun Habibie Ainun Habibie. Hasri Ainun Habibie. Ainun Habibie.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Drama Bahasa Inggris untuk 4 Orang dan Terjemahannya

Pidato Pelepasan Jabatan Ketua Osis -I'm done