Resensi Buku Colaborative Learning
A. Identitas
Buku
1. Judul : Colaborative Learning
(Strategi
Pembelajaran Untuk Sukses Bersama)
2. Pengarang : David W. Johnson, dkk.
3. Penerbit : Nusamedia
4. ISBN : 979-1305-41-9
5. Edisi : Cetakan 3
6. Tahun
Terbit : 2012
7. Bahasa : Indonesia
8. Jumlah
Halaman : xii + 196
9. Kertas
Isi : HVS
10. Cover : Soft
11. Ukuran : 14x20cm
12. Berat : 300 gram
13. Harga : Rp 39.000
B.
Resensi
Pada 15 Juli 1982. Don Bennet,
seorang pengusaha asal Seattle, yang salah satu kakinya diamputasi, mejadi
orang cacat pertama yang berhasil mendaki Gunung Rainier (dilaporkan dalam
Kouzer dan Posner 1987). Dia mendaki setinggi 14.410 dengan satu kaki dan dua
kruk. Dia membutuhkan waktu selama lima hari untuk sampai ke puncak. Ketika diminta
untuk menyebutkan pelajaran terpenting apa yang ia dapatkan dari pendakian
tersebut, tanpa ragu Bannet mengatakan, “Anda tidak bisa melakukannya sendirian”
Pelajaran yang didapat dari Bannet
adalah sesuatu yang harus diresapi dengan sungguh-sungguh. Jika kita
menginginkan agar kelas dan sekolah menjadi tempat di mana orang bisa mencapai
tujuan yang berharga, maka kelas dan sekolah tersebut harus menjadi tempat di
man para siswa, guru, pengelola sekolaah, dan staf sekolah lainnya bekerja sama
mengejar tujuan tersebut. Kerjasama harus dilakukan dengan sadar sampai menjadi
sebuah cara alamiah dalam bertindak dan berinteraksi. Salah satunya dengan
membangun sebuah strategi pembelajaran, yaitu colaborative learning.
Agar kerja colaborative learning dapat berjalan dengan baik, guru sebaiknya
menyesuaikan lima komponen esensial yang terdapat di masing-masing pembelajaran
sebagai berikut:
1. Interdepensi
positif.
2. Interaksi
yang mendorong.
3. Tanggung
jawab individual.
4. Skil-skil
interpersonal dan kelompok kecil.
5. Pemrosesan
kelompok.
Seorang
guru memiliki peran dalam pembelajaran kooperatif formal, diantaranya:
1. Menentukan
secara spesifik tujuan sebuah pembelajaran.
2. Membuat
keputusan-keputusan pra-pengajaran berkaitan dengan kelompok-kelompok
pembelajaran, pengaturan ruang, materi pengajaran, dan peran siswa di dalam
kelompok.
3. Menjelaskan
susunan tugas dan tujuan kepada para siswa.
4. Mengatur
pembelajaran kooperaif yang akan dilaksanakan.
5. Mengawasi
efektifitas kelompok pembelajaran kooperatif dan memberi masukan apabila
diperlukan.
6. Mengevaluasi
pencapaian siswa dalam membantu mereka mendiskusikan tentang seberapa baik
mereka telah berkolaborasi satu sama
lain.
Kemudian
prosedur pembelajaran kooperatif informal adalah diskusi terfokus 1, segmen
penyampaian pelajaran 1, diskusi berpasangan 1, segmen pembelajaran 2, diskusi
berpasangan 2, diskusi terfokus 2.
Kelompok
inti kooperatif membuat siswa saling membantu satu sama lain dan dirinya
sendiri, sehingga membantu menciptakan budaya sekolah kooperatif.
Kombinasi
dari pembelajaran formal dan informal
serta kelompok inti kooperatif yang dibarengi dengan struktur kooperatif adalah
sebuah cara yang efektif untuk menyusun struktur pelajaran atau kelas pada
setiap tingkatan.
C. Kelebihan
Kelebihan
buku Colaborative Learning (Strategi Pembelajaran Untuk Sukses Bersama) adalah pada
setiap awal bab berisi ilustrasi tentang apa artinya kerjasama yang membuat colaborative learning terasa dekat dan
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Jumlah halaman yang tidak terlalu tebal
dan ukurannya yang sedang dengan isinya
singkat, padat, dan jelas membuat buku ini cocok menjadi pegangan bagi guru
maupun mahasiswa yang membutuhkan pengetahuan tentang colaborative learning.
D. Kekurangan
Kekurangan
buku Colaborative Learning (Strategi Pembelajaran Untuk Sukses Bersama) adalah
numbering dan bulletingnya yang kurang rapi dan kurang konsisten sehingga kurang
nyaman saat di baca.
Sumber
Buku : http://library.uny.ac.id/sirkulasi/index.php?p=show_detail&id=49985&keywords=colaborative+learning
Komentar
Posting Komentar