Di Padmanaba Semua Ada di Tangan Masing-Masing

Yang aku rasain selama 3 bulan jadi siswa padmanaba adalah hidup di padmanaba itu semua ada di tangan masing-masing. Ada di tanganku. Padmanaba ngasih contoh dan jalan yang baik. Tapi semuanya kembali ke aku, ke siswanya, mau ambil yang mana. Mau action apa enggak. Mau maju apa enggak. Mau percaya diri atau minder. Mau maju apa tetep terjebak dalam hal yang sama. Nggak ada paksaan atau tekanan. Mau terlamat atau lebih pagi. Mau merhatiin apa enggak. Mau ulangan apa enggak. Mau rapi apa berantakan. Hanya saja, di saatnya aku atau siapapun itu dimintai pertangggung jawaban harus bisa bertanggung jawab dan kosekwen sama apa yang udah dipilih.
Kayak terlambat masuk kelas, rata-rata guruku nggak ada rempong nanyain kenapa telat masuk kelas, nggak tau udah berapa lama menit terlambatnya, aku atau siapapun itu hanya menjabat tangan guru dan bilang maaf lansung di suruh masuk kelas.
Terlambat berangkat sekolah. Kadang nggak perlu ke guru piket dan langsung masuk kelas pun gapapa. Lalu kalau di guru piket yang nggak dimarahin, tetep senyum senyum dan becanda gitu gapapa.
Mau pake jilbab atau enggak sekolahnya pun terserah. Tapi guru agama Islam selalu mengingatkan untuk ngikutin akidah Islam.
Mau merhatiin pelajaran atau enggak, misal pelajaran malah main HP, laptop, ngobrol, tidur nggak dimarahin, asalkan konsekwensi sama apa yang dilakukan, asalkan tanggung jawab.
Jadi gimana ya? Di padmanaba bebas, tapi bebas di dalam batasan wajar dan penuh norma yang harus bisa dipertanggungjawabkan. Udah gitu kok menurutku J


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Drama Bahasa Inggris untuk 4 Orang dan Terjemahannya

Pidato Pelepasan Jabatan Ketua Osis -I'm done