Habit

Pernah denger atau baca, "Hidup Itu Nggak Semudah Mulut Mario Teguh"-ya pokoknya sejenisnya lah. Kalo waktu itu pikiran dan hati lagi nggak berfungsi dengan semestinya pati bakal setuju. Tapi kalo pikiran dan hati lagi bersih, pasti bakal menyangkal. Mario Teguh bisa karena beliau terbiasa. Yah, kebiasaan alias habit.
Semuanya cuma karena habit, dan aku setuju itu. Buktinya beberapa waktu yang lalu waktu aku dikasih hadiah, laptop di sita, uang saku hampir 0, pulsa HP apa Modem juga 0. Astaga, bener-bener kacau. Aku nggak bisa update status atau tweet, pasti hidupku bakal terisolasi nggak bisa dapet info apa-apa, di sekolahan aku pasti kepalaran, terus aku bisa cacingan, oh no nggak ada komunikasi sama temen-temen kalo nggak ketemu langsung, otakku pasti bakalan kriting belajar terus, nggak ada hiburan, dan blablablabla.
Jawabannya TIDAK, hari pertama kedua emang gitu, tapi hari-hari berikutnya jadi biasa aja. Nggak ngaruh sama sekali, mata sama pikiranku malah agak berkurang nggak baca status sama tweet galau~picisan gitu. Aku jadi lebih menghargai ibuk karena ke sekolah bawa makan. 
Dan disaat semuanya udah mau normal, rasanya malah aneh. Mau ngapain di facebook apa twitter, bingung. Tapi sekarang aku udah mulai kebiasa lagi, Twitteran teroosss----gapapa mau liburan.
Jadi intinya, semuanya cuma tergantung sama habit. Kebiasaan. Mau kita suka atau enggak kalo terus menerus ada di keadaan itu pasti bisa. Pasti bisa.
Dan harusnya aku bisa menerapkan teori di atas~
Sekian

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Drama Bahasa Inggris untuk 4 Orang dan Terjemahannya

Pidato Pelepasan Jabatan Ketua Osis -I'm done